Mengenang Habib Munzir Al Musawwa

Malam ini (Senin malam Selasa), saya menantikan jam menunjuk angka setengah sembilan (20.30). Tidak lain dan tidak bukan untuk menantikan pengajian rutin malam Selasa (Shahih Bukhori Muslim) di Masjid Al Munawar Pancoran, Jakarta Selatan yang diisi oleh suara khas Al Habib Munzir Al Musawwa dan merekam pengajiannya. Namun, kini saya tampaknya tak akan mendengar lagi suara Sang Habib di dunia ini. 

Umat Islam di Indonesia berduka dengan meninggalnya pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Mudzir Al Musawwa, yang terjatuh di kamar mandi dan kemudian di bawa ke RSCM, Ahad (15/9).

Nama lengkapnya adalah Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa. Dilahirkan di Cipanas, Cianjur, Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H. 

Ayah beliau 10 tahun belajar dan tinggal di Makkah, guru beliau adalah Almarhum Al Allamah Alhabib Alwi Al Malikiy, ayah dari Al Marhum Al Allamah Assayyid Muhammad bin Alwi Al Malikiy. Ayah beliau juga sekolah di Amerika serikat, dan mengambil gelar sarjana di New york university. 

Silsilah/nasab habib Munzir :

Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein Dari Sayyidatina Fathimah Azahra Putri Rasul SAW.

Jauh sebelumnya, Habib Mudzir telah menuliskan di blognya, http://majeliskecil.wordpress.com/ tentang kerinduan dan mimpinya bertemu dengan Rasulullah, dan ramalan (prediksi) umurnya yang tidak akan melebihi 40 tahun. Berikut kutipan selengkapnya (Catatan Habi Munzir Al Musawwa Mimpi Bertemu Rasul SAW).

"Malam ini aku tersandar di pembaringan dan terpaku bertafakkur…, airmata terus mengalir, alangkah lemahnya hamba ini menghadapi gelombak ombak…

Dihadapanku acara esok malam di Monas, sedangkan acara malam minggu membuat dadaku pecah, ketika sakit di kepala belakangku kambuh, dan sakitnya terasa seluruh urat panas membara sampai ke kuku dan tulang… dan puncak sakitnya adalah di kepala bagian belakang…

Malam Minggu biasanya kutemui 15-20 ribu Muslimin, namun tubuh yang sudah rapuh ini terus merangkak menuju majelis yang kukira akan menemui jamaah yang lebih banyak..

Ternyata yang kutemui hanya sekitar 300 orang saja, serasa meledak dadaku karena sedih dan menahan sakit, ingin rasanya kujatuhkan tubuhku dipanggung dan terserah apa yang akan terjadi..

Dengan tubuh yang terus menahan sakit aku bertahan, mataku nanar dan panas, wajah dan telinga serasa menjadi tebal bagai ditampar berkali kali.. keluhan sakit adalah sebab peradangan otak yang terus menjadi jadi

Aku terus menoleh ke kiri dan kanan, berharap para kekasihku datang berbondong bondong meramaikan acara, namun hanya beberapa puluh saja duduk di shaf, dan sisanya belasan orang berdiri di sekitar panggung…, gelombang jamaah tidak tiba juga, tak lama tiba konvoi pun mungkin hanya 50 orang saja

Aku terhenyak, kepalaku semakin sakit, seluruh tubuhku seakan berteriak kesakitan tak kuasa menahan sakitnya.. Allah.. Allah,..Allah… wahai tubuh penuh dosa kau harus bertahan…

Ceramah selesai,, acara ditutup, aku melangkah ke mobil dengan lemah dan ingin kuteriakkan pada semua orang jangan satupun menyentuh kulitku karena sangat terasa sakitnya.. namun aku harus menerima nasibku untuk dikerubuti, mereka datang dan setia padaku.., mereka orang orang berjiwa Muhammad SAW, aku tak boleh kecewakan mereka

Aku membatin memandangi jumlah yang sangat sedikit dihadapan panggung besar dan lapangan bola ini……….. 12 tahun aku berdakwah, inilah hasil dakwahku, sisanya adalah buih di lautan..

Sampai di markas kurebahkan tubuh penuh derita dengan hati yang hancur, ketika mata hampir terlelap maka aku terhentak bagai dibentak syaitan, esok malam acara Monas, bagaimana nasibmu Munzir….!, adakah akan seperti ini ini…????, hujan akan turun dan kau terpaku kecewa dihadapan guru mulia..???

Aku bagai tersengat stroom tegangan tinggi, menangis sekeras kerasnya… sakit dikepalaku sudah tak tertahan, jika kuhantamkan kepala ini ke tembok hingga kepala ini hancur tidak akan terasa sakitnya karena sudah dikalahkan oleh sakit yang jauh lebih berat..

Tubuhku gemetar, lalu aku berkata : Ainiy, bantu aku membuka jubah dan sorbanku dan gamisku, bantu aku rebah, ini sudah larut malam, makanan apa yg ada Ainiy?, saya lapar, dan perlu makan sedikit untuk makan obat, ia berkata : jam segini wahai habib sudah tidak ada apa-apa, banyak restoran padang dan penjual makanan masih tutup pula karena liburan panjang..,

Baiklah, buatkan Indomie saja, sekedar pengganjal untuk makan obat..

Prof sudah mengatakan, jika sakit di kepala tak mau hilang dengan obat penahan sakit yang saya berikan, habib harus segera ke RSCM untuk suntik otak…

Berkali-kali memang ia menembuskan jarum sepanjang hampir 15cm itu kedalam otakku sedalam dalamnya.. ah,,, tidak ada waktu untuk opname.. aku harus bertahan…

Dihadapanku acara Monas, pasrah pada Allah.. lalu saat mata hampir terpejam pikiranku dihentakkan lagi dengan beban berikutnya, 12 Rabiul Awal pada 26 Februari…., bulan depan…!!!, lalu kedatangan guru mulia pada sekitar Maret….!!, mestilah ada acara akbar pula..!, lalu 27 Rajab Isra Mikraj..!, lalu Nisfu Sya;ban..!!, lalu badr pada pertengahan Ramadhan..!!, lalu habisnya massa kontrak markas MR di bulan Juni…

Aku teringat mimpiku beberapa minggu yang lalu, aku berdiri dengan pakaian lusuh bagai kulit yang bekerja sepanjang hari, dihadapanku Rasulullah SAW berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda : “Semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai Munzir, aku lebih tak tega lagi…, kembalilah padaku, masuklah ke dalam kemahku dan istirahatlah…

Ku jenguk dalam kemah mewah itu ada guru mulia, seraya berkata: kalau aku bisa keluar dan masuk ke sini kapan saja, tapi engkau wahai Munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia..

Maka Rasul SAW terus mengajakku masuk, “masuklah.. kau sudah kelelahan.., kau tak punya rumah di dunia (memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah), tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah disini bersamaku.., serumah denganku.., seatap dengan ku…, makan dan minum bersamaku .. masuklah,,,

Lalu aku berkata: lalu bagaimana dengan Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasul SAW), maka beberapa orang menjawab dibelakangku : wafatmu akan membangkitkan ribuan hati untuk meneruskan cita citamu,..!!, masuklah,,,!

Lalu malaikat Izrail as menggenggamku dari belakang, ia memegang dua pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata: mari… kuantar kau masuk.. mari…

Maka kutepis tangannya, dan aku berkata, saya masih mau membantu guru mulia saya…, maka Rasul SAW memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku..

Aku terbangun…

Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak berbentuk kecuali hanya cahaya, ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as..

Kukatakan padanya: belum… belum.. aku masih ingin bakti pada guru muliaku.. pergilah dulu, maka ia pun menghilang raib begitu saja.

Tahun 1993 aku bermimpi berlutut dikaki Rasul SAW, menangis rindu tak kuat untuk ingin jumpa, maka Sang Nabi SAW menepuk pundakku… tenang dan sabarlah..sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku”

Usia saya kini 37 tahuh pada 23 Februari, dan usia saya 38 tahun pada 19 Muharram ini.

Peradangan otak ini adalah penyakit terakhirku, aku senang wafat dengan penyakit ini, karena Rasul SAW beberapa bulan sebelum wafatnya terus mengeluhkan sakit kepala..

Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majelis Rasulullah SAW kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku.. ampuni kesalahanku.., kita akan jumpa kelak dengan perjumpaan yang abadi..

Amiin..

Kalau usiaku ditakdirkan lebih maka kita terus berjuang semampunya, tapi mohon jangan siksa hari hariku.. hanya itu yang kuminta..

Salah satu sanad Guru beliau adalah:

Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi,
Dan beliau berguru kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud),
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin,
Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran),
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Husein ra,
Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra,
Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW.
Sanad guru beliau sampai kepada Rasulullah SAW, begitu pula nasabnya. 

Comments

Popular posts from this blog