*Anda Bukanlah Sang Maha Hakim*
Menyampaikan risalah Nabi SAW adalah sesuatu yang wajib bagi setiap individu muslim yang hidup di setiap zaman hingga hari kebangkitan kelak. Kewajiban ini bukanlah hanya milik ulama atau ustad atau kyai, tetapi untuk setiap muslim. Hal ini disampaikan oleh Nabi SAW, “Sampaikan dari aku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari)
Maksudnya, pengetahuan agama yang kita miliki walaupun sedikit, wajib kita sampaikan kepada mereka yang tidak mengetahui. Perintah “sampaikan” itu adalah perintah wajib dan perintah itu umum untuk setiap muslim yang memiliki pengetahuan tentang agamanya walaupun sedikit. Hal ini diperkuat lagi oleh ayat al-Quran, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah SWT.” (Qs. Ali Imran [3]: 110)
Tetapi sangat disayangkan sebagian muslim yang harus memikul tugas mulia menyampaikan risalah, di zaman ini telah berubah menjadi hakim. Kita sering mendapati banyak sekali dalam ceramah atau tulisan, mereka yang memahami ilmu agama bukan menyampaikan risalah Muhammad SAW, tetapi justru menghakimi seseorang atau suatu kelompok dengan dakwaan yang mengakibatkan perpecahan di antara umat Islam atau jauhnya orang-orang muslim yang lemah iman dan non muslim dari jalan Nabi SAW.
Ucapan atau klaim terhadap suatu kelompok dengan kata-kata, “syirik”, “penyembah kubur”, “kafir”, “penghuni neraka”, “laknat”, adalah ucapan yang biasa kita dengar di mimbar atau di acara pengajian pada akhir-akhir ini. Sebagian yang lain berdakwah dilandasi dengan kebencian bukan dengan rahmat dan kasih sayang. Sehingga yang terjadi bukanlah da’wah ilaa al-Islam (ajakan kepada Islam), tetapi justru Thardu mina al-Islam (mengusir orang dari Islam).
Telah hilang dari banyak para da`i, atau kyai atai ustaz, makna dakwah yang sebenarnya. Makna dakwah itu adalah mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Itulah konsep dakwah. Tidak ada embel-embel mazhab atau partai atau kelompok apa pun. Dakwah adalah mendekatkan setiap hamba yang jauh agar menjadi dekat kepada Allah SWT. Dan untuk mendekatkan mereka yang jauh, maka diperlukan sikap yang bijaksana, pola pikir yang dewasa dan kesabaran.
Allah SWT berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Qs. an-Nahl [16]: 125)
Allah SWT berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Allah SWT-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali-Imran [3]: 159)
Semoga Allah SWT menjadikan kita umat beliau SAW yang melanjutkan jejak beliau SAW dan bersama dengannya di surga kelak. Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Anas bin Malik RA, “Wahai anakku, jika engkau dapat menjadikan dirimu berada di pagi dan sore hari, sedang tak ada di hatimu kebencian terhadap siapapun, lakukanlah hal itu. Karena itu adalah sunnahku, dan barangsiapa menghidupkan sunnahku, maka ia telah menghidupkanku dan barangsiapa menghidupkanku, maka ia akan bersamaku kelak di surga.” (HR. Turmudzi)
Official resmi Pesantren Darul Musthofa Assayaniyah
Follow instagram : @darul_musthofa_assayaniyah
Follow telegram : http://t.me/Darulmusthofaassayaniyah
Blog :
Www.Darulmusthofaassayaniyah.blogspot.com
#akhlak #budipekerti #motivasi #inspirasi #spiritual #qolbu #hati #heart #cinta #love #jiwa #ruhani #psikologi #pikiran #mind #inspiration #motivation #soul #batin #seni #katamutiara #quotation #hijrah #ihsan #majelis #pesantren
Menyampaikan risalah Nabi SAW adalah sesuatu yang wajib bagi setiap individu muslim yang hidup di setiap zaman hingga hari kebangkitan kelak. Kewajiban ini bukanlah hanya milik ulama atau ustad atau kyai, tetapi untuk setiap muslim. Hal ini disampaikan oleh Nabi SAW, “Sampaikan dari aku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari)
Maksudnya, pengetahuan agama yang kita miliki walaupun sedikit, wajib kita sampaikan kepada mereka yang tidak mengetahui. Perintah “sampaikan” itu adalah perintah wajib dan perintah itu umum untuk setiap muslim yang memiliki pengetahuan tentang agamanya walaupun sedikit. Hal ini diperkuat lagi oleh ayat al-Quran, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah SWT.” (Qs. Ali Imran [3]: 110)
Tetapi sangat disayangkan sebagian muslim yang harus memikul tugas mulia menyampaikan risalah, di zaman ini telah berubah menjadi hakim. Kita sering mendapati banyak sekali dalam ceramah atau tulisan, mereka yang memahami ilmu agama bukan menyampaikan risalah Muhammad SAW, tetapi justru menghakimi seseorang atau suatu kelompok dengan dakwaan yang mengakibatkan perpecahan di antara umat Islam atau jauhnya orang-orang muslim yang lemah iman dan non muslim dari jalan Nabi SAW.
Ucapan atau klaim terhadap suatu kelompok dengan kata-kata, “syirik”, “penyembah kubur”, “kafir”, “penghuni neraka”, “laknat”, adalah ucapan yang biasa kita dengar di mimbar atau di acara pengajian pada akhir-akhir ini. Sebagian yang lain berdakwah dilandasi dengan kebencian bukan dengan rahmat dan kasih sayang. Sehingga yang terjadi bukanlah da’wah ilaa al-Islam (ajakan kepada Islam), tetapi justru Thardu mina al-Islam (mengusir orang dari Islam).
Telah hilang dari banyak para da`i, atau kyai atai ustaz, makna dakwah yang sebenarnya. Makna dakwah itu adalah mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Itulah konsep dakwah. Tidak ada embel-embel mazhab atau partai atau kelompok apa pun. Dakwah adalah mendekatkan setiap hamba yang jauh agar menjadi dekat kepada Allah SWT. Dan untuk mendekatkan mereka yang jauh, maka diperlukan sikap yang bijaksana, pola pikir yang dewasa dan kesabaran.
Allah SWT berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Qs. an-Nahl [16]: 125)
Allah SWT berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Allah SWT-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali-Imran [3]: 159)
Semoga Allah SWT menjadikan kita umat beliau SAW yang melanjutkan jejak beliau SAW dan bersama dengannya di surga kelak. Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Anas bin Malik RA, “Wahai anakku, jika engkau dapat menjadikan dirimu berada di pagi dan sore hari, sedang tak ada di hatimu kebencian terhadap siapapun, lakukanlah hal itu. Karena itu adalah sunnahku, dan barangsiapa menghidupkan sunnahku, maka ia telah menghidupkanku dan barangsiapa menghidupkanku, maka ia akan bersamaku kelak di surga.” (HR. Turmudzi)
Official resmi Pesantren Darul Musthofa Assayaniyah
Follow instagram : @darul_musthofa_assayaniyah
Follow telegram : http://t.me/Darulmusthofaassayaniyah
Blog :
Www.Darulmusthofaassayaniyah.blogspot.com
#akhlak #budipekerti #motivasi #inspirasi #spiritual #qolbu #hati #heart #cinta #love #jiwa #ruhani #psikologi #pikiran #mind #inspiration #motivation #soul #batin #seni #katamutiara #quotation #hijrah #ihsan #majelis #pesantren
Comments
Post a Comment