ـ֓҉ऺـ༻❁༻ ﷽ ༺❁༺ـ֓҉ऺـ
*Rukun Iman (1)*
Iman berarti membenarkan dengan penuh kemantapan hati tentang segala yang disampaikan dan diajarkan oleh baginda nabi SAW dari hadirat allah SWT. Wajib bagi kita, atas keimanan ini, untuk meyakini dan membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, serta mengamalkan dengan perbuatan.
Adapun pondasi yang mendasari teguhnya iman ada 6, yakni: Iman kepada Allah SWT, Iman kepada Para Malaikat, Iman kepada Kitab-Kitab Allah, Iman kepada Para Utusan Allah, Iman kepada Hari Akhir, Iman kepada Ketetapan Allah, yang kita rasakan baik maupun yang jelek.
1. Beriman Kepada Allah ‘Azza Wa Jalla
Setiap manusia yang dikaruniai akal serta bisa membaca keadaan dan kejadian alam, tidak akan memungkiri eksistensi (keberadaan) Dzat Yang Maha Kuasa, Mahatunggal dalam Kemuliaan-Nya, yakni Allah SWT.
Inilah dasar daripada Keimanan Kepada Allah; yakin dan membenarkan eksistensi AllahTa’ala, meyakini bahwa pasti ada Dzat Yang Maha Menguasai, Yang pasti wujud-Nya, Mahatunggal, Maha Merajai, Mahakuasa, Mahahidup, Mahategak tanpa sekutu, Maha Terdahulu tanpa permulaan, Maha abadi tanpa penghabisan!!!
Serta meyakini bahwa Dzat tersebut Maha Mengetahui segala sesuatu, tiada satupun yang menyerupai-Nya, Maha Mendengar Maha Melihat, Mahasuci dari penyerupaan dan penglihatan, Mahasuci dari sekutu dan bawahan, Dzat Yang tiada terkungkung waktu dan zaman, tiada terlingkupi arah dan tempat, tidak berubah-ubah keadaan-Nya.
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Dzat Ini adalah Maharaja Yang mutlak Kekayaan-Nya, muara kebutuhan bagi selain-Nya. Maha Menciptakan segenap makhluk-Nya, Maha Mencipta perbuatan makhluk-Nya. Maha Memberi petunjuk, pengampunan dan keridhaan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, pun Maha Memelencengkan dan Memurkai setiap orang yang Ia kehendaki.
Dialah Dzat Yang telah menawarkan kepada hamba-hamba-Nya kebahagiaan abadi, pun Dialah Dzat Yang memperingatkan kita dengan murka-Nya yang pedih saat tak berguna lagi penyesalan.
2. Beriman Kepada Para Malaikat
Wajib pula bagi kita untuk meyakini dan membenarkan bahwa para Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang mulia, tiada pernah sekalipun melenceng dari perintah Allah.
Adapun para Malaikat ini merupakan makhluk Allah dalam bentuk yang halus, tercipta dari cahaya, dikaruniai kemampuan menyerupai, tiada bersifat lelaki maupun wanita, hanyalah Allah Yang Mahatahu jumlah para Malaikat-Nya.
Tiada sejengkal pun tempat di langit dan di bumi melainkan ada Malaikat berpijak di atasnya. Bagi kita, wajib mengetahui sepuluh malaikat beserta tugas-tugas mereka, yakni;
A. Malaikat Jibril; menyampaikan wahyu
B. Malaikat Mikail; bertugas menebar rizqi dan menurunkan hujan
C. Malaikat Isrofil; bertugas meniup sangkakala hari akhir
D. Malaikat Izroil; bertugas mencabut nyawa
E. Malaikat Ridhwan; bertugas menjaga surga
F. Malaikat Malik; bertugas menjaga neraka
G. Malaikat Munkar dan
H. Malaikat Nakir; sebagai interrogator di alam kubur
I. Malaikat Roqib dan
J. Malaikat ‘Atiid; mendampingi kita manusia yang Mukallaf (Aqil Baligh), bertugas mencatat amal baik maupun amal jeleknya. Keduanya tiada berpisah dari kita melainkan pada saat kita buang hajat, bersetubuh dan mandi. Pada saat kita mati, keduanya duduk di atas kubur kita, pada saat kita dibangkitkan dan dikumpulkan, keduanya pun turut dikumpulkan bersama kita. (QS.Al-Infithor:10-12; QS.Qof:17-18).
3. Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Selain beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kita pun semestinya beriman terhadap segala yang disampaikan para malikat dari Allah, wahyu kepada para utusan Allah, para rasul. Meyakini bahwa firman-Nya dalam kitab-kitab-Nya adalah qadiim (terdahulu, bersandar pada sifat qadiim Allah), serta meyakini bahwa segala yang terkandung di dalam kitab-kitab-Nya adalah benar tiada keragu-raguan sedikitpun.
Sedangkan kitab-kitab yang diturunkan berjumlah 104; 50 untuk Nabi Syits bin Adam, 30 untuk Nabi Idris, 10 untuk Nabi Ibrahim, 10 untuk Nabi Musa (selain Taurat), serta: Taurat bagi Nabi Musa, Injiil bagi Nabi Isa, Zabuur bagi Nabi Dawud dan Al-Quran untuk Nabi Muhammad saw dan untuk penyempurna kitab-kitab terdahulu.
Ditukil dari kitab karya Al-Amil Al-Faqih Al-Murabbi Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith Al-‘Alawiy ra. yang berjudul “Syarah Hadits Jibril: Hidayatut Thalibin fi Bayani Muhimmatid Diin”
Official resmi Pesantren Darul Musthofa Assayaniyah
Follow instagram : @darul_musthofa_assayaniyah
Follow telegram : http://t.me/Darulmusthofaassayaniyah
Blog :
Www.Darulmusthofaassayaniyah.blogspot.com
#akhlak #budipekerti #motivasi #inspirasi #spiritual #qolbu #hati #heart #cinta #love #jiwa #ruhani #psikologi #pikiran #mind #inspiration #motivation #soul #batin #seni #katamutiara #quotation #hijrah #ihsan #majelis #pesantren
*Rukun Iman (1)*
Iman berarti membenarkan dengan penuh kemantapan hati tentang segala yang disampaikan dan diajarkan oleh baginda nabi SAW dari hadirat allah SWT. Wajib bagi kita, atas keimanan ini, untuk meyakini dan membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, serta mengamalkan dengan perbuatan.
Adapun pondasi yang mendasari teguhnya iman ada 6, yakni: Iman kepada Allah SWT, Iman kepada Para Malaikat, Iman kepada Kitab-Kitab Allah, Iman kepada Para Utusan Allah, Iman kepada Hari Akhir, Iman kepada Ketetapan Allah, yang kita rasakan baik maupun yang jelek.
1. Beriman Kepada Allah ‘Azza Wa Jalla
Setiap manusia yang dikaruniai akal serta bisa membaca keadaan dan kejadian alam, tidak akan memungkiri eksistensi (keberadaan) Dzat Yang Maha Kuasa, Mahatunggal dalam Kemuliaan-Nya, yakni Allah SWT.
Inilah dasar daripada Keimanan Kepada Allah; yakin dan membenarkan eksistensi AllahTa’ala, meyakini bahwa pasti ada Dzat Yang Maha Menguasai, Yang pasti wujud-Nya, Mahatunggal, Maha Merajai, Mahakuasa, Mahahidup, Mahategak tanpa sekutu, Maha Terdahulu tanpa permulaan, Maha abadi tanpa penghabisan!!!
Serta meyakini bahwa Dzat tersebut Maha Mengetahui segala sesuatu, tiada satupun yang menyerupai-Nya, Maha Mendengar Maha Melihat, Mahasuci dari penyerupaan dan penglihatan, Mahasuci dari sekutu dan bawahan, Dzat Yang tiada terkungkung waktu dan zaman, tiada terlingkupi arah dan tempat, tidak berubah-ubah keadaan-Nya.
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Dzat Ini adalah Maharaja Yang mutlak Kekayaan-Nya, muara kebutuhan bagi selain-Nya. Maha Menciptakan segenap makhluk-Nya, Maha Mencipta perbuatan makhluk-Nya. Maha Memberi petunjuk, pengampunan dan keridhaan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, pun Maha Memelencengkan dan Memurkai setiap orang yang Ia kehendaki.
Dialah Dzat Yang telah menawarkan kepada hamba-hamba-Nya kebahagiaan abadi, pun Dialah Dzat Yang memperingatkan kita dengan murka-Nya yang pedih saat tak berguna lagi penyesalan.
2. Beriman Kepada Para Malaikat
Wajib pula bagi kita untuk meyakini dan membenarkan bahwa para Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang mulia, tiada pernah sekalipun melenceng dari perintah Allah.
Adapun para Malaikat ini merupakan makhluk Allah dalam bentuk yang halus, tercipta dari cahaya, dikaruniai kemampuan menyerupai, tiada bersifat lelaki maupun wanita, hanyalah Allah Yang Mahatahu jumlah para Malaikat-Nya.
Tiada sejengkal pun tempat di langit dan di bumi melainkan ada Malaikat berpijak di atasnya. Bagi kita, wajib mengetahui sepuluh malaikat beserta tugas-tugas mereka, yakni;
A. Malaikat Jibril; menyampaikan wahyu
B. Malaikat Mikail; bertugas menebar rizqi dan menurunkan hujan
C. Malaikat Isrofil; bertugas meniup sangkakala hari akhir
D. Malaikat Izroil; bertugas mencabut nyawa
E. Malaikat Ridhwan; bertugas menjaga surga
F. Malaikat Malik; bertugas menjaga neraka
G. Malaikat Munkar dan
H. Malaikat Nakir; sebagai interrogator di alam kubur
I. Malaikat Roqib dan
J. Malaikat ‘Atiid; mendampingi kita manusia yang Mukallaf (Aqil Baligh), bertugas mencatat amal baik maupun amal jeleknya. Keduanya tiada berpisah dari kita melainkan pada saat kita buang hajat, bersetubuh dan mandi. Pada saat kita mati, keduanya duduk di atas kubur kita, pada saat kita dibangkitkan dan dikumpulkan, keduanya pun turut dikumpulkan bersama kita. (QS.Al-Infithor:10-12; QS.Qof:17-18).
3. Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Selain beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kita pun semestinya beriman terhadap segala yang disampaikan para malikat dari Allah, wahyu kepada para utusan Allah, para rasul. Meyakini bahwa firman-Nya dalam kitab-kitab-Nya adalah qadiim (terdahulu, bersandar pada sifat qadiim Allah), serta meyakini bahwa segala yang terkandung di dalam kitab-kitab-Nya adalah benar tiada keragu-raguan sedikitpun.
Sedangkan kitab-kitab yang diturunkan berjumlah 104; 50 untuk Nabi Syits bin Adam, 30 untuk Nabi Idris, 10 untuk Nabi Ibrahim, 10 untuk Nabi Musa (selain Taurat), serta: Taurat bagi Nabi Musa, Injiil bagi Nabi Isa, Zabuur bagi Nabi Dawud dan Al-Quran untuk Nabi Muhammad saw dan untuk penyempurna kitab-kitab terdahulu.
Ditukil dari kitab karya Al-Amil Al-Faqih Al-Murabbi Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith Al-‘Alawiy ra. yang berjudul “Syarah Hadits Jibril: Hidayatut Thalibin fi Bayani Muhimmatid Diin”
Official resmi Pesantren Darul Musthofa Assayaniyah
Follow instagram : @darul_musthofa_assayaniyah
Follow telegram : http://t.me/Darulmusthofaassayaniyah
Blog :
Www.Darulmusthofaassayaniyah.blogspot.com
#akhlak #budipekerti #motivasi #inspirasi #spiritual #qolbu #hati #heart #cinta #love #jiwa #ruhani #psikologi #pikiran #mind #inspiration #motivation #soul #batin #seni #katamutiara #quotation #hijrah #ihsan #majelis #pesantren
Comments
Post a Comment